بسم الله الرحمن الرحيم
PEGEL SEDIKIT?BOLEH NGGAK KE MASJID?
〰〰〰〰〰
Pertanyaan: Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, udzur sakit yang bagaimana bagi seseorang laki laki untuk tidak sholat berjama’ah di masjid? apakah harus sakit yang parah ataukah hanya misal sakit perut atau pegel-pegel juga boleh?
〰〰〰〰〰
✅Jawab: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. ..Barakallahu fiik. ..yang dijawab pertama kali adalah pegel pegel linu linu. ...
Allah berfirman :
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah Azza wa Jalla menurut kesanggupanmu" (at-Taghabun ayat 16)
Kalau orang yang cuma pegel boleh nggak pergi ke masjid maka pastinya orang semacam Abdullah bin Ummi Maktum harusnya istirahat di rumah saja karena beliau buta dan klo jalan nggak ada yang menuntun bisa jadi ada bahaya yang ada di jalan menuju masjid...Namun beliau radhiyallahu anhu masih diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mendatangi masjid.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِى قَائِدٌ يَقُودُنِى إِلَى الْمَسْجِدِ. فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّىَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ « هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ». فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَأَجِبْ ».
”Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak shalat berjama'ah dan agar diperbolehkan shalat di rumahnya. Kemudian Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak beranjak, Rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya,“Apakah kamu mendengar adzan?” Ia menjawab,”Ya”. Rasulullah bersabda,”Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim no. 653 (255), An-Nasai no. 850)
Orang buta ini tidak dibolehkan shalat di rumah apabila dia mendengar adzan. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi panggilan adzan adalah dengan menghadiri shalat jama’ah dan ditegaskan kembali dalam hadits Ibnu Ummi Maktum radhiallahu’anhu, Dia berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- أَتَسْمَعُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ فَحَىَّ هَلاَ.
“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.” (HR. Abu Daud no. 553, An Nasai no. 851, al Hakim no. 901, Shohih Abi Dawud al Umm no. 562)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ، فَلَا صَلَاةَ لَهُ، إِلَّا مِنْ عُذْرٍ»
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma, dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda “Barangsiapa yang mendengar Adzan dan dia tidak mendatanginya, maka tidak dianggap shalatnya melainkan apabila dia memiliki Udzur. (HR. Ibnu Majah no. 793, Al-Hakim no. 894, Shohih, Irwaul Ghalil 2/337)
Salah satu udzur itu adalah sakit. Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan:
والمريضُ: هو الذي اعتلَّتْ صحتُه، سواءٌ كانت في جزء مِن بدنِه، أو في جميع بدنِه. فمنِ اشتكى عينُه فهو مريضٌ، ومَن اشتكى إصبعُه فهو مريضٌ، ومَن أخذته الحُمَّى فهو مريضٌ. فإذاً؛ المرضُ اعتلالُ صحَّة البَدَن، سواءٌ كان ذلك كلياً، أم جزئياً. والاعتلالُ الجزئيُّ يكونُ منه الاعتلالُ الكُلّيُّ لقوله صلّى الله عليه وسلّم: «مثل المؤمنين في توادِّهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسدِ الواحدِ إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائرُ الجسدِ بالسَّهَرِ والحُمَّى»[(508)].
Orang sakit itu adalah orang yang terganggu kesehatannya, baik sebagian badannya maupun seluruh badannya. Maka barangsiapa yang mengeluh pada matanya maka dia adalah orang sakit dan siapa yang mengeluh sakit jarinya maka dia orang sakit. Siapa yang terkena demam maka dia adalah orang sakit oleh karena itu orang sakit adalah orang yang terganggu kesehatan badannya baik seluruhnya ataupun sebagiannya. Gangguan sebagian tubuh itu bisa menjalar menjadi gangguan pada seluruh badannya sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam (HR. Al-Bukhori no. 6011 dan Muslim no. 2586 66)) (Lihat Asy-Syarh al-Mumti’ Ala Zaad al-Mustaqni’ 4/324 cet. Daar Ibn Al-Jauzy th. 1428 H)
SAKIT YANG MENJADI UDZUR ADALAH:
الْمَرَضُ الَّذِي يَشُقُّ مَعَهُ الإْتْيَانُ إِلَى الْمَسْجِدِ لِصَلاَةِ الْجَمَاعَةِ
Sakit yang menjadikan orang tersebut payah tidak dapat mendatangi masjid untuk sholat berjama’ah (Lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah 27/187)
قَال ابْنُ الْمُنْذِرِ: لاَ أَعْلَمُ خِلاَفًا بَيْنَ أَهْل الْعِلْمِ: أَنَّ لِلْمَرِيضِ أَنْ يَتَخَلَّفَ عَنِ الْجَمَاعَاتِ مِنْ أَجْل الْمَرَضِ، وَلِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا مَرِضَ تَخَلَّفَ عَنِ الْمَسْجِدِ وَقَال: مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَل بِالنَّاسِ ، وَمِنْ ذَلِكَ كِبَرُ السِّنِّ الَّذِي يَشُقُّ مَعَهُ الإْتْيَانُ إِلَى الْمَسْجِدِ .
Ibnul Mundziri (wafat th. 319 H) rahimahullah berkata, Aku tidak pernah mengetahui ada perbedaan pendapat diantara ulama bahwa bagi orang yang sakit untuk meninggalkan sholat jama’ah karena sebab sakitnya dan juga ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jatuh sakit beliau meninggalkan shalat jama’ah (selama beberapa hari) di masjid dan berkata, “kalian perintahkanlah Abu Bakar agar dia shalat sebagai Imam bagi orang-orang.” (Hadits Riwayat Bukhari, no. 633 dan Muslim, no. 418). Hal itu karena sebab usia beliau shallallahu’alahi wasallam yang sudah tua yang menjadikannya berat untuk mendatangi masjid. (Lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah 27/187-188)
Sehingga sakit perut masuk kedalam sakit yang menyebabkan kepayahan untuk mendatangi masjid.
Lalu ada pertanyaan, apakah orang yang pegel sedikit itu adalah orang yang SUDAH TUA sehingga tidak mampu untuk mendatangi masjid sebagaimana yang dialami oleh Nabi Shallallahu’alahi wassalam ?
Nah ini cuma pegel sedikit aja langsung bilang...
"AH AKU KAN PEGEL JADI SHOLAT DIRUMAH AJA DEH"...Allahu Akbar ...pegel masih bisa jalan klo diajak ke Mall? Pegel masih bisa diajak jalan ke Taman Mini?Pegel masih bisa jalan ke Restoran?sedangkan ketika diajak ke masjid..
"AH AKU NGGAK KUAAAT PEGEL BANGET NICH "...tentu saja itulah jawaban manakala seorang hamba dalam keadaan iman yang "merosot"...
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)
✏Ibnul Mundziri rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Ausath fis Sunan wal Ijma’ wal Ikhtilaf 4/134 no. 1896,
وَفِي اهْتِمَامِهِ بِأَنْ يُحَرِّقَ عَلَى قَوْمٍ تَخَلَّفُوا عَنِ الصَّلَاةِ بُيُوتَهُمْ أَبْيَنُ الْبَيَانِ عَلَى وُجُوبِ فَرْضِ الْجَمَاعَةِ
“keinginan beliau (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di masjid merupakan dalil yang sangat jelas akan wajib ainnya shalat berjamaah di masjid”
Fawaid:
1⃣ Bersyukurlah bagi orang yang sehat dan kuat yang dapat mendatangi sholat berjama’ah di masjid
2⃣ Sakit yang menjadi udzur adalah sakit yang menghalangi atau menyebabkan sulit bagi seseorang untuk mendatangi masjid seperti sakit perut, tua, dan yang lainnya.
3⃣ Udzur itu kalo memang ada maka itu adalah kemudahan yang diberikan kepada hamba-Nya namun kemudahan itu bukan dalam rangka bermaksiyat kepada Allah artinya mengada-adakan rukhshah yang diniatkan untuk mengindahkan kewajiban ibadah kepada Allah
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ
Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sungguh Allah menyukai dilaksanakan rukhshah (keringanan)-Nya, sebagaimana Dia membenci dilaksanakan maksiat kepada-Nya” (HR. Ahmad no. 5873 dan Ibnu Hibban no. 2742. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwaaul-Ghalil 3/9 no. 564).
4⃣ Bila ada orang Pegel sedikit terus malas mendatangi masjid maka itu harus dievaluasi lagi “Apa saja maksiyat/kelalaian” yang telah dilakukannya? Karena kemaksiyatan itu menyebabkan orang menjadi lalai dan kelalaian itu menjadi orang malas untuk beribadah kepada Allah.
5⃣ Harus senantiasa berdoa kepada Allah seperti doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى ، وَ الْعَفَافَ ، وَ الْغِنَى
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik) dan kecukupan.” (HR. Muslim 4/2087 no. 2721)
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu serta beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud no. 1522, Ahmad no. 22126, An-Nasa-i dalam As-Sunan al-Kubro no. 9857, Shohih Abi Dawud (Al- Um) no. 1362 . )
Semoga Bermanfaat
Zaki Abu Kayyisa
〰〰〰〰〰〰〰〰
Silahkan Bergabung via WA
FAWAID
Al MUWATHTHO
wa Zaidah
Akhwat : +971 566921 841
+6282122630645
Ikhwan : +971 563000 370